ardee blog

coretan tertulis

  • authors

  • contact me

  • statistic

    • 19,979 visitors
  • visitor

    HTML hit counter - Quick-counter.net

  • partner

  • admin only

puisi terakhir ws rendra

Posted by ardee on April 9, 2010

mumpung masih di hari jum’at walaupun beberapa menit lagi hari sabtu menjelang, ada baiknya posting nya berbau religi….

beberapa hari yang lalu saya terima e-mail di salah satu milis yang saya ikuti yang isinya ternyata  puisi terakhir oleh salah seorang maestro sastrawan indonesia yang terkenal dengan julukan si burung merak yaitu almarhum rendra.

puisi ini sangat betul2 menggugah dan mengingatkan saya utk selalu meletakkan pondasi pemikiran yg paling dalam bahwa segala sesuatu itu hanya titipan dan milik Allah. walaupun terkadang berat untuk menjalani karena yang namanya hawa nafsu pasti akan teriak/berontak jika kita kehilangan sesuatu.

mudah2an kita semua bisa memperlakukan keadaan yang seimbang saat menerima dan mengembalikan titipan Allah, amiin…….

===================================================
Seringkali aku berkata,
Ketika semua orang memuji milik-ku

Bahwa sesungguhnya ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titipan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titipan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titipan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titipan-Nya

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya:
Mengapa Dia menitipkan padaku ???
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku ???
Dan kalau bukan milikku, apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu ???
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku ?

Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu diminta kembali oleh-Nya ?
Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
Kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
Kusebut itu sebagai panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita.
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku

Aku ingin lebih banyak harta,
ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan
kutolak sakit,
Kutolak kemiskinan,
seolah semua “derita” adalah hukum bagiku

Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika:
Aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku, dan nikmat dunia kerap menghampiriku.

Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih
Kuminta Dia membalas “perlakuan baikku”,
Dan menolak keputusan-Nya yang tak sesuai keinginanku

Gusti,
Padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanya untuk beribadah.
“Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja”….

(Puisi terakhir Rendra yang dituliskannya di atas ranjang Rumah Sakit)
===================================================

35 Responses to “puisi terakhir ws rendra”

  1. Link mas sudah saya pasang balik^ Keep posting.

  2. nurrahman said

    sungguh menohok saya yg masih sakit, nuwun

    • ardee said

      mudah2an cepat sembuh ya kang….

      anggaplah bencana/derita dan keberuntungan sama saja, kata mas rendra di kalimat terakhir puisi diatas

  3. triktipswp said

    Mas linknya sudah saya pasang….jangan lupa link balik yaaa….^

  4. didot said

    ini kata2 terakhirnya sering banget saya pakai mas,saya suka banget….

    sebenarnya penderitaan dan kesenangan memang sama2 berkah dari Allah untuk menguji keimanan kita 🙂

    salam

  5. cah ndueso said

    benr2 menyentuh……

  6. Abu Ghalib said

    karya rendra memang selalu penuh inspirasi
    puisi ini mengajak kita untuk merenung tentang arti dan tujuan hidup

  7. puisinya sangat menyentuh, mungkin ini semacam bahan renungan untuk kita juga yang masih hidup

  8. rose said

    indah sekali puisinya… rupanya beliau sudah ‘merasa’ waktu kembali padaNya kian mendekat… 😦

    • ardee said

      mgkn beliau dah melihat/merasakan tanda2-nya ketika itu…

      anyway, comment-nya “nyebur” ke kotak spam, mbak. jadi sorry, telat responnya….

  9. Ikut menikmati puisi terakhir Rendra…

  10. vikhi said

    mas ardee.. puisinya bagus…
    emang pak rendra pujangga kebanggaan Indonesia, bahkan di atas ranjang RS-pun tetep menulis…
    mantappp…

    • ardee said

      mudah2an muncul rendra2 yg lain di tanah air kita ini, bung vikhi… yg bisa mengoreksi pemerintah jika sdh tidak berjalan di track-nya, lewat karya2 puisi…

  11. julie said

    great baru ini baca karena puisi pak rendra yg paling kuingat yg tentang burung hantu lupa judulnya
    semoga aq bisa lebih lapang lagi memahami maksud Sang Pencipta dengan garis hidupku

  12. Muantabb puisinya…

  13. andipeace said

    puisi yang sangat berkualitas.penuh makna.

    salam

  14. puisi yg membantu utk menuntun kita dlm menjalani hidup ini, apa dr tujuan hidup kita.
    Selalu saja si ‘burung merak’ ini membuahkan puisi yg pastinya indah dan bermakna.
    salam

  15. hanyanulis said

    Dia adalah salah satu pujungga besar yang pernah dimiliki bangsa ini, Moga aja ada generasi yang meneruskan perjuangannya di bidang sastra, Selain chairil anwar dan ws rendra, sapa lagi ya, yang bakal menjadi pujungga besar selanjutnya ???? 🙂

  16. cempaka said

    hikss…. 😦 sanga menyentuh.. penuh makna…. dan… hmmm

  17. Puisi terakhir Rendra ini agak religius, saya terkesan dengan bait …kuperlakukan Dia sebagai mitra dagang dn bukan kekasih….

  18. WS Rendra selalu khas dengan puisi dan prosa dialogis, selalu menarik untuk disimak…

  19. duh, mudah-mudahan bisa selalu ingat kalo segalanya adalah milik-Nya dan akan kembali pada-Nya. 😀

  20. hariz naufaldi said

    i like it,,,,,,,,,

    mkNa yanG dLm bngettttt…….

Leave a reply to orange float Cancel reply